Sudah enam jam aku duduk di kursi plastik hijau di depan meja kasir, ternyata waktu begitu cepat mengejarku. Mulai merasa bosan dengan pembeli yang tak muncul lagi, sepi itu mulai menggelitik desingan waktu ini. Bersih-bersih udah, milihin telur yang busuk udah, nambahin dagangan yang kosong udah, angakatin galon n tabung gas udah, ngapain lagi ya??
Mulai celingukan kurang kerjaan, aku dengar ada sepeda motor parkir di depan, pasti ada orang beli. Aku mulai penasaran, dengan cepat aku berdiri dan bertanya-tanya dengan sosok yang datang. Yaaah,,,,,,ternyata orang kantor depan toko yang numpang parkir.
Huftt,,,(duduk lagi sambil manyun)
Aku masih menunggu,,,,,
Tik,,,,tok,,,,,15 menit berlalu,,,
Tik,,,,tok,,,,,tik,,,,tok,,,,30 menit berlalu,,,,,,
Waaa,,,,aku dengar jejak langkah kaki yang menghentak mantap dari kejauhan, pasti ini langkah bapak kantor depan yang pakai sepatu pikirku. Aku sapa dengan penuh semangat, gigi-gigiku mulai menyeringai bak serigala yang melihat mangsanya.
"mbak beli amplop, berapa harganya?"
"Rp 200 pak, mau beli berapa?" aku jawab dengan sumringah dan tetap aku tunjukkan senyum termanisku pada pembeli, seperti biasanya.
"satu saja mbak" klinting,,, sambil meletakkan satu buah koin putih Rp 200 di hadapanku sambil berlalu. Aku hanya bisa senyum geli, nyengir pengen ketawa..
Bukan karena bapaknya, tapi ketawa dengan tingkahku sendiri yang lucu.
Tau gitu tadi aku senyumnya ga usah manis-manis banget pak,,,,wakakakakakakak,,,,,,aku terbahak sendiri dalam kesendirianku,,,,,,
End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar