Hitam yang memutih

Jumat, 14 Oktober 2011

Usus siapa yang lebih panjang?


Orang jawa bilang kalo orang dowo ususe (panjang ususnya) itu artinya dia tu orang yang sabar. Nah kalo usus hewan kira-kira gimana ya ususnya? Kata “usus” biasa disebut oleh sebagian besar masyarakat sebenernya adalah salah satu bagian dari sebuah saluran pencernaan yang berada dalam suatu sistem pencernaan. 

Usus itu sendiri ada yang disebut usus halus (intestinum tenue) dan usus besar (intestinum crasum). Ternyata eh ternyata panjang usus hewan itu berbeda, tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsinya. Loh kok bisa? Ya bisa lah, karena semakin sulit makanan itu dicerna oleh sang hewan, ternyata usus (saluran pencernaan) yang dimilikinya jauh lebih panjag lho. Pasti udah pada paham kan sampe disini, makanan yang sulit di cerna memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh.

Waaaa, ternyata begitu luar biasanya ya Allah menciptakan alat pencerna yang disesuaikan dengan makananya. Hmmm, sekarang pertanyaannya makanan apa yang lebih sulit dicerna? Dan hewan apa yang memiliki saluran pencernaan lebih panjang?? Inget ga kalo ibu lagi masak di dapur, biasanya makanan apa yang masaknya lebih lama? Daging ataukah sayuran?? Pasti pada jawab daging ya, eiiittttss…..jangan sampai keliru ya, daging itu jauh lebih mudah dicerna oleh tubuh kita lho daripada sayuran. Kok bisa???ga paham ah… Gini loh, ternyata sayuran itu (tumbuhan) sel-selnya memiliki dinding sel yang disebut selulosa yang tebal untuk mempertahakan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Nah adanya selulosa ini yang membuat sayuran lebih sulit dicerna oleh kita ataupun temen-temen kita si hewan. Yapss, dari sini udah ketauan kan hewan apa yang ususnya lebih panjang?? Jawabannya ya si hewan pemakan tumbuh-tumbuhan alias si herbivora, sedangkan hewan pemakan daging (karnivora) ususnya jauh lebih pendek. Bagaimana dengan omnivora???.

End.

Minggu, 02 Oktober 2011

Pendendam

Rasanya urat nadiku baru terputus semalam
Diputus oleh kebijakan suara tegasmu yang mendiamkanku dalam deretan waktu
Leganya kau matikan hasrat itu dari ribuan sel-sel tubuhku
Walaupun kita tau masih ada sepercik dosa di balik jiwa kotorku
Kau tanyakan padaku, tentang sebuah tanya yang tak perlu ku ungkap
Tentang sebuah kotornya rasa pada seorang yang seharusnya aku cinta
Dan aku mulai tersadar setelah kematianku
Kuteteskan puluhan butir air dari sudut indraku
Aku keliru sebagai "Pendendam"